Bupati Konut Beberkan Penyebab Utama Banjir di Konut

TRISULTRA.COM : KONAWE UTARA –
Selain intensitas curah hujan yang tinggi selama sepekan di wilayah Kabupaten Konawe Utara yang menyebabkan ruas jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi tenggara dan Sulawesi Tengah terendam air.

Ternyata luapan air sungai Lalindu yang menyebabkan jalan di desa Sambandete terendam air tersebut di sebabkan pendangkalan sungai dari hulu akibat aktivitas perusahaan pertambangan yang berada di wilayah Kabupaten Konawe dan wilayah Morowali Sulawesi Tengah.

Hal itu disampaikan langsung oleh Bupati Konawe Utara H.Ikbar di hadapan Wakil Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Ridwan Bae saat meninjau lokasi banjir di desa Sambandete Kecamatan Oheo. Rabu (09 April 2025).

Menurut Ikbar banjir di Konawe Utara merupakan kiriman dari kabupaten Konawe dan Morowali, Sulawesi Tengah. Akibat aktivitas pertambangan yang berada di hulu sungai Lalindu dimana wilayah tersebut berada di Routa Kabupaten Konawe.

“Jadi banjir yang terjadi khususnya di Kabupaten Konawe Utara ini bukan dari dampak dari penambangan maupun pemalakan liar yang ada, tetapi banjir ini dampak dari hulu sungai yang ada di wilayah Kabupaten Konawe,” ungkap Bupati Konut Ikbar.

Karena lanjut Ikbar, kalau berbicara masalah pertambangan di kabupaten Konawe Utara, semua ada di wilayah pesisir. Nah, sementara yang terdampak ini ada di wilayah daratan. Yaitu di desa Padalere Kecamatan Wiwirano dan desa Sambandete kecamatan Oheo.

Mantan ketua DPRD itu mengakui Pemkab Konut kesulitan untuk melakukan intervensi terkait pendangkalan sungai yang berada di hulu mengingat kewenangan tersebut berada di wilayah kabupaten tetangga.

“Sebenarnya kami ingin melakukan intervensi terhadap sungai ini, tapi terbentur UU Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pemekaran Konawe Utara yang telah di batalkan melalui Permendagri Nomor 45 Tahun 2010,” ungkapnya.

Di dalam Permendagri tersebut termuat terkait tapal batas, sehingga luas wilayah kita ini, untuk wilayah Morowali kurang lebih 87 ribu hektar yang di ambil, terus di wilayah kabupaten Konawe bagian Routa sekitar 36 ribu hektar yang di ambil.

“Sehingga kami sebagai pemerintah daerah ingin intervensi yang terkait masalah perluasan untuk wilayah sungai ini, tetapi ini sudah bukan wilayah kita,” kata Ikbar.

Kondisi tersebut kata Ikbar sudah pernah disampaikan sewaktu dirinya masih menjadi ketua DPRD pada saat kepala BNPB Pusat melakukan kunjungan di Sulawesi Tenggara agar kondisi tersebut segera di evaluasi kembali.

Setelah mendengar penjelasan Bupati, Ridwan Bae selaku Wakil Ketua Komisi V DPR RI menyampaikan bahwa kondisi tersebut akan di tampung dan segera di tindak lanjuti di kementerian terkait.

“Saya juga meminta kepada Gubernur Sultra untuk segera turun, harus memperhatikan secara ketat ini, serta segera mengambil langkah langkah secara tegas agar semua yang mengakibatkan banjir, apakah perkebunan ataupun pertambangan agar segera melakukan penanaman kembali,” kata Ridwan Bae.

Karena menurut Ridwan Bae Percuma dibuatkan jembatan dan di keruk kalinya supaya dalam, kita desain dengan bagus tetapi jika hulunya tidak teratasi dengan baik, hutannya terus di gunduli maka kondisi tersebut tidak akan teratasi.

Show More
Back to top button