Tokoh Pemuda Asera Dukung Asosiasi IUJP: Saatnya Tambang Berpihak pada Rakyat Konawe Utara

TRISULTRA.COM : KONAWE UTARA –
Tokoh pemuda Kecamatan Asera, Konawe Utara, Paisal, S.Sos, menegaskan pentingnya pengelolaan tambang yang berpihak pada rakyat. Dukungan ini disampaikannya terkait dengan pembentukan Asosiasi Izin Usaha Jasa Pertambangan lokal Konawe Utara.

Menurut Paisal, pengelolaan tambang di Konawe Utara tidak boleh hanya menjadi ajang akumulasi modal bagi segelintir elit dan korporasi. Ia menekankan bahwa tambang adalah kekayaan negara yang hasilnya harus kembali untuk kemakmuran rakyat, sesuai dengan amanat konstitusi.

“Kita menyaksikan ironi, daerah kaya tambang justru kerap menyimpan angka kemiskinan yang tinggi, konflik sosial, serta kerusakan lingkungan yang parah,” ujar Paisal. Ia menambahkan bahwa masyarakat lokal seringkali kehilangan tanah, lahan, dan laut mereka akibat aktivitas pertambangan.

Paisal dan generasi muda Konawe Utara menuntut reformasi tata kelola pertambangan yang mencakup beberapa aspek mendasar:

1. Transparansi dan Akuntabilitas: Semua pendapatan daerah dari pengelolaan tambang harus terbuka dan bebas dari praktik korupsi. Pendapatan tersebut harus jelas, terukur, dan dikembalikan ke masyarakat melalui program pendidikan, kesehatan, bantuan pangan, dan pembangunan daerah.

2. Keadilan Sosial: Masyarakat lokal harus menjadi penerima manfaat utama dari eksploitasi tambang. Pemerintah pusat dan daerah wajib memfasilitasi lapangan kerja yang layak, memberdayakan organisasi kontraktor lokal seperti Asosiasi Izin Usaha Jasa Pertambangan Konawe Utara, serta melindungi hak-hak masyarakat lokal atas tanah yang dirampas oleh pemegang izin pertambangan.

3. Kelestarian Lingkungan: Setiap aktivitas pertambangan wajib memperhatikan kelestarian lingkungan. Reklamasi pasca tambang harus ditegakkan dengan sanksi tegas.

4. Hak Asasi Manusia: Tidak boleh ada lagi kriminalisasi terhadap masyarakat yang memperjuangkan hak-haknya. Aparat negara harus melindungi rakyat, bukan menjadi tameng kepentingan perusahaan.

Generasi muda Konawe Utara menolak warisan berupa kerusakan alam, konflik sosial, dan ketidakadilan ekonomi. Mereka ingin melihat pengelolaan tambang yang adil, transparan, dan berkelanjutan, sehingga tambang menjadi berkah, bukan malapetaka.

“Sudah saatnya kami mendukung kontraktor lokal Konawe Utara melalui wadah Asosiasi Izin Usaha Jasa Pertambangan, agar terlibat mengelola sumber daya alam daerah yang saat ini hanya dikuasai oleh segelintir elit korporasi pemegang IUP dan kontraktor dari luar daerah,” tegasnya.

Paisal menambahkan bahwa jika pengelolaan tambang masih dikuasai oleh pihak luar, masa depan Konawe Utara akan terancam dan generasi mendatang akan kehilangan sumber daya alam.

Show More
Back to top button